Cerita Lucu di Pilkada 2017

Banyak cerita lucu di Pilkada Serentak 2017. Mulai dari persiapan datang ke TPS, saat di TPS, di dalam bilik suara, memasukkan surat suara, celup jari ke botol tinta, hingga kembali ke rumah. Belum lagi peristiwa Pilkada yang beredar di grup WA.

Sebelum ke TPS sebaiknya persiapan dulu hal-hal yang terkait Pilkada. Datanglah pada waktunya, mulai jam 7.00 pagi sampai 13.00 siang, tentunya tanggal 15 Februari 2017. Kalau kamu datang di luar jam dan tanggal tersebut, pasti kamu tidak boleh memilih. Tapi kalau mau maksa juga, paling boleh milih pacar, kerjaan, dan makanan, kalau itu silakan.

Oleh karena itu, untuk pemilih warga DKI Jakarta jangan patuhi peraturan daerah (Perda) yang dikeluarkan Gubernur tentang nomor Ganjil dan Genap. Karena Pilkada serentak jatuh pada 15 Februari, artinya tanggal ganjil, bukan berarti kamu harus memilih nomor ganjil (Agus no 1 dan Anies no 3) dan tidak boleh memilih nomor genap (Ahok no 2). Itu hanya peraturan genap-ganjil untuk kendaraan yang lewat ke jalan-jalan tertentu.

Setelah kamu pastikan tanggal dan tempatnya, sebelum ke TPS, sebaiknya kamu sikat gigi, mandi, dan makan dulu. Karena di TPS tidak ada tempat makan apalagi mandi. Jadi jangan coba-coba kamu bawa peralatan mandi, seperti handuk, sikat gigi, sabun, dan sampo.

Sesampainya di TPS kamu tak perlu rebutan atau antre. Ini bukan pembagian sembako orang miskin, tapi di sini semua yang datang adalah orang dermawan dan kaya. Mereka luar biasa. Mereka datang rela antre, kepanasan, dan ada yang kehujanan untuk menolong, memberi kepada orang lain. Mereka akan memberikan suaranya kepada calon gubernur, bupati, walikota yang membutuhkan suara mereka. Jadi pemberi suara ini berhati malaikat.

Setelah menunjukkan kartu undangan memilih, silakan kamu duduk pada kursi yang disediakan panitia. Itupun kalau ada kursi yang disediakan. Tapi kalau tidak, kamu juga tidak perlu ramai-ramai duduk lesehan. Ini bukan tempat makan lesehan. Tapi tempat pemilihan.

Setelah duduk, kamu dipersilakan masuk ke Tempat Pemilihan Suara (TPS) untuk pencoblosan. Tapi tunggu nama kamu dipanggil. Kalau belum dipanggil, kamu belum boleh mencoblos.Karena banyak saksi yang melihatnya, pasti kamu dilarangnya. Begitu juga kalau kamu belum menikah, ga boleh mencoblos, karenaTuhan melihatnya.

Pastikan TPS yang kamu tuju benar lokasinya. Kamu bisa lapor ke panitia bila ada kecurangan. Jangan sampai, kamu salah lihat seperti cerita Ahmad orang Bekasi. Ia baru saja masuk bilik suara TPS, langsung keluar dan marah-marah ke panitia. Ia protes pilihannya Anies Baswedan tak ada di surat suara, padahal
ia sering lihat Anies Baswedan  di televisi. Setelah dijelaskan, ia sadar bahwa dirinya sedang mencoblos Pilkada Bekasi, bukan Pilkada DKI Jakarta.

Begitu juga soal nama calon, kamu harus tahu namanya dengan lengkap. Lagi-lagi ada protes warga DKI karena dalam surat suaranya tidak ada nama calon gubernur pilihannya. Ia pendukung Ahok. Setelah masuk bilik suara dan membuka surat suara ternyata, ia tidak menemukan nama Ahok. Ia pun protes, setelahdijelaskan panitia ternyata Ahok itu namanya tertulis Basuki Tjahaja Purnama.

Lagi-lagi, pastikan semuanya. Di dalam TPS, saat mencoblos, pastikan itu pilihanmu. Jangan salah pilih. Menyesal tak ada gunanya. Salah pilih, kamu akan menyesal lima tahun hingga Pilkada berikutnya. Berbeda salah pilih pacar atau handphone, Anda bisa pilih yang baru segera mungkin.

Saat menuju bilik suara TPS, kamu hanya sendiri, tak boleh didampingi. Karena ini adalah acara ritual sesungguhnya. Kamu akan mencoblos sendiri di dalam bilik kamar. Ini peristiwa puncak dan klimaknya, tentu menegangkan. Kamu tak boleh bersuara, berbisik-bisik, apalagi berdesah. Karena kamu akan dibilang gila kalau berdesah sendiri di dalam kamar. Bahkan saking rahasianya, kamu pun dilarang selfie apalagi memotret hasil coblosan Anda. Maaf, aurat tak boleh diposting di akun media sosialmu. Ini bukan tusuk sate yang harus kamu posting.

Setelah kamu merasa puas dan yakin coblosan Anda tepat sasaran, silakan kamu keluar dengan melipat dan menutup kembali surat suara yang sudah dicoblos. Jangan biarkan surat itu terbuka, nanti terlihat orang lain. Tutup rapat pilihan spesialmu dan segera masukkan ke dalam kotak suara. Ingat jangan kamu bawa pulang ya. Kalau kamu bawa pulang, ketahuan istri atau suamimu di rumah bisa bahaya. Nanti kamu dianggap selingkuh karena memilih pasangan orang.

Dari kotak suara, kamu segera mencelupkan salah satu jarimu ke botol tinta, sebagai bukti Anda sudah memilih. Celupnya satu jari saja meskipun pilihan kamu nomor urut lima, tak harus mencelupkan ke lima jari ke botol tinta. Apalagi mengguyur seluruh tubuh kamu dengan tinta. Repot, nanti pemilih lain kehabisan tintanya.

Selesai sudah ritual pencoblosan. Sekarang saatnya kamu menunggu quick count yang ditayangkan televisi yang bekerja sama dengan lembaga survei. Tapi sebelumnya diingatkan kepada kamu yang punya penyakit jantung. Kalau sebelum pencoblosan, kamu berharap ada serangan pajar dengan mendapatkan uang, tapi setelah pencoblosan akan ada serangan jantung karena jagoannya kalah.Jangan sampai, jagoanmu kalah, kamu yang tumbang.

Tentu, banyak orang dan termasuk kamu berdebar menunggu quick count yang sedang berlangsung ditayangakan secara live oleh semua stasiun televisi. Hatinya makin berdebar saat menunggu hasil real count. karena ini menunjukkan hasil hitungan sebenarnya. Quick count dan real count membuat sikap masyarakat berpecah belah, ada yang pro dan kontra. Namun, lain lagi dengan discount. Kalau yang ini, masyarakat pasti setuju semua karena belanja jadi murah, namanya discount.

Perlu diingat juga saat proses quict count dan real count banyak informasi beredar di grup-grup WA seputar hasil hitungan Pilkada. Yang tersebar, misalnya, perolehan suara: Agus 30, Ahok 43, Anies 42. Sontak awalnya, kamu protes tidak sesuai kenyataan, eh, setelah membaca pesan terusannya tertulis itulah ukuran celana calon gubernur, sumber udin tailor, Jakarta. Lalu siapa pemenangnya, mari kita tunggu...(*)