 |
| Toko Obat disegel polisi di Pramuka (viva.co.id) |
Ia menuding pedagang obat menjual obat palsu. Pembeli itu tidak sendirian. Ia datang temani teman-temannya dengan pakain preman. Kehadiran mereka untuk mengusut penjualan obat-obat palsu dari toko obat yang dibelinya. Obat palsu memang dilarang beredar di Indonesia.
"Pak, saya minum obat yang bapak jual palsu ya?" selidik pembeli dengan berpakaian preman. "Palsu gimana pak," tanya pedagang. "Ini loh buktinya, obat yang saya beli kok ga ada khasiatnya. saya masih mual-mual, pusing-pusing lagi," jelasnya.
Mendengar keluhan orang yang membeli ini, penjual obat bertanya, "Bapak memang beli obat apa?" tanyanya. "Obat pusing dan mabok namanya ANTIMO," jawab pembeli sambil menunjukkan kemasan obat yang dibelinya.
Penjual pun mengambil kemasan yang diajukan pembeli tadi. Setelah memperhatikan kemasan dan khasiat obat tadi, ia berkata, "wah, betul Pak, ini gak cocok buat bapak, tapi bukan palsu loh?" jelas penjual obat.
"Kok, gak cocok, kenapa? tanya pembeli itu. "Ya, karena bapak polisi kan?" jawab penjual. Mendengar jawaban ini, pembeli yang diduga polisi makin kesal bertanya," Ya, saya polisi. Kenapa tidak cocok! Ini obat palsu, saya akan razia," tegas pembeli.
Melihat situasi makin panas, penjual obat mencoba menenangkan. "Coba, sekali lagi bapak perhatikan, dalam kemasanan Antimo, dituliskan bahwa obat anti mabok (ANTIMO) ini berkhasiat untuk UDARA, DARAT, dan LAUT. Jadi memang tidak ada untuk POLISI," jawab penjual obat tersenyum sambil meyakinkan bahwa obat ini untuk tentara bukan untuk polisi.😅😅😅