Istriku Berhijab, Perkawinanku Kandas

Ilustrasi wanita hijab
Humor Berita Cerita Lucu - Ini kisah nyata seorang publik figur. Usiaku sekarang 27 tahun. Hidupku hampa di tengah puja-puji orang lain atas karya-karyaku. Namun, mereka tidak peduli bahkan kakakku sendiri justru mendorongku untuk terus berkarya meskipun rumah tanggaku terancam kandas.

Aku sangat merindukan kehidupanku yang dulu bersama istriku. Tapi kini aku dan istriku bagaikan bumi dan langit. Ada jarak di antara kita, selalu muncul perbedaan bahkan pertengkaran bila aku bertemu dengan istriku.

Aku berhasil menjadi sekarang tak lepas dari bantuan istriku. Berangkat kerja pagi, pulang malam, istriku selalu menunggu. Istriku selalu menyiapkan makanan meski sudah larut malam.

Salat berjamaah, aku jadi imam. Setelah itu, aku baca Alquran bersama istriku, rasanya indah sekali meskipun orang lain tidak ada yang tahu, betapa aku bahagia sekali mengenang momen-momen seperti itu.

Apalagi akulah yang pertama mengejar-ngejar dia sebalum jadi istriku. Dia janda cantik beranak satu. Saat itu, aku berusia 24 tahun, bertemu dia tidak sengaja setelah pulang bekerja. Aku meminta nomor handphone-nya walaupun aku gak percaya bakal mendapatkannya.

Waktu itu, aku terasa minder di depannya. Dia begitu cantik dan memiliki pergaulatan sosialita. Sementara aku adalah bekas tukang ojek yang sedang berkarya dengan wajah ala kadarnya, layaknya film Beauty and The Beast.

Tapi Tuhan punya rencana lain. Ia menerimaku meskipun awalnya orangtuanya menginginkan calon suami anaknya seorang ustaz. Tapi waktu itu, ia meyakinkan kepada orang tuangya bahwa aku hatinya seperti ustaz meskipun penampilanku jauh dari dunia agama.

Atas persetujuan orangtuanya, aku akhirnya resmi menjadi suaminya. Aku sangat senang. Di malam pertama bahkan hingga sekarang, aku masih tidak percaya kalau berada di dalam kamar berdua. Kok, bisa aku mendapatknya bidadari cantik ini, sementara wajahku pas-pasan, rasanya tak pantas mendapatkannya.

Istriku lah yang selalu mengajarkan untuk bersyukur apa yang kita miliki. Tak perlu mengeluh dan menyesali apa yang kita miliki. Bersyukur dan beribadah menjadi obat kegalauanku waktu itu.

Istriku yang sudah berhijab kemudian membimbingku mempelajari agama dengan telaten. Istriku secara perlahan mengajakku untuk meninggalkan pekerjaanku yang telah membesarkan namaku. Aku pun hijrah dari duniaku dan masuk ke dunia baru.

Babak baru dalam kehidupanku berjalan. Yang tadinya aku membuat karya-karya seni pop, kini aku harus berjualan busana muslim. Dulu aku banyak bertemu dengan publik pigur, kini aku sering bertemu ustaz. Aku banyak mengaji, bahkan sesekali aku berdakwah. Istriku betul-betul menjalaninya sebagai wanita berhijab sesungguhnya.

Setahun setengah berjalan, rumah tanggaku tiba-tiba oleng. Aku juga tidak mengerti apa sebetulnya yang terjadi. Aku ingin kembali ke pekerjaan yang dulu pernah membesarkan namaku.

Istriku tidak menginginkannya. Istriku yang berhijab itu justru mengancamku bila kembali ke pekerjaan lama, ia tidak mau lagi mendampingiku. Aku bingung, aku pun memilih berpisah dengan istriku meskipun aku merasa berat sekali.

Aku mungkin tersesat karena puja-puji orang lain. Aku ingin berubah, tapi belum bisa. Maaf istriku, untuk sejenak, aku pergi dulu mudah-mudahan kembali lagi kepadamu.